Wake Me Up Before I’m Home

outreachPokoknya judul di atas ga ada hubungannya ama lagu tahun 80 an. Cuma mirip aja. Well kenapa gw beri judul begitu tentu ada alasannya. Tahun 2014, sekarang udah mencapai bulan Oktober, dua bulan lagi udah Desember, Natal lagi, lalu tahun baru. Waktu bergulir bertambah tua-nya bumi ini. Mencapai sepuluh bulan, gw kehilangan dua orang teman kerja. Maksudnya kehilangan itu bukan karena mereka dipecat atau mengundurkan diri dari pekerjaan di perusahaan. Tapi sungguh mereka “hilang” dan tidak kembali lagi di bumi ini.

Iya maksudnya mereka sudah almarhum. Nah kadang kita itu bertanya-tanya ya mengapa begitu mengapa begini dan tentu ga nemuin jawab pastinya. Tapi yang pasti waktu mendengar orang-orang disekitar kita itu meninggalkan dunia, apa reaksi kita? Sedih. Pasti. Tapi bagi gw yang lebih menyedihkan itu kalau kedua teman gw itu meninggal dunia dengan belom menerima Kristus sebagai juruselamat mereka!

Sering peristiwa begini merupakan refleksi bagi diri gw. Mereka berdua bekerja sama dalam satu perusahaan dengan gw. Lima hari seminggu, kira-kira duapuluh hari sebulan ketemu gw. Terus gw sering nanya gitu ama diri gw, apa yang telah gw pernah lakukan sama mereka? Berbuat baik? Menolong mereka? Bahkan memberitakan Injil bagi mereka? (karena mereka berdua gw yakin belom Kristen)

Gw yakin, gw pernah berbuat baik sama mereka, karena hubungan teman sekerja oke punya alias kagak pernah berantem atau musuhan. Menolong mereka? Tentu, gw rasa juga pernah menolong mereka. Lalu mengabarkan Injil bagi mereka? Hmmm….. emang gw pernah mikir begitu sih. Cuman kadang gentar juga menghadapi mereka. Karena mereka pekerja kasar, tentu saja kalau seuatu yang enggak menyenangkan hati mereka, mereka bisa bertingkah seenak jidat mereka.

Mungkin juga gw kurang iman bagaimana seperti Musa atau Yeremia yang pernah beralasan kepada Tuhan, yang disuruh untuk menyampaikan berita Tuhan kepada orang Mesir dan Israel, tetapi menghindar dengan alasan nggak pandai ngomong atau masih kurang ini itu. (Yer1:6 Maka aku menjawab: “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.) (Kel4:10 Lalu kata Musa kepada TUHAN: “Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulupun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mupun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah.)

Atau gw takut ditolak, atau dibenci, ngga dianggap sebagai temen lagi. Atau juga akan dianggap sebagai tindakan pemaksaan agama. Well, rasio gw pinter ber-argumen di dalam otak. Sehingga pikir punya pikir, bukannya dari perbuatan aja orang bisa melihat gw ini kan beda, dan karakter orang Kristen bakal kelihatan. Itu sudah cukup?

Kalau cuma kesaksian hidup aja udah cukup, lah terus ngapain Yohanes Pembaptis sampe teriak-teriak di padang gurun Yudea “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” Mat3:1-2. Tuhan Yesus sendiri, “Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang.” Mar 1:38. Jadi ternyata pengabaran Injil harus dilakukan selain diimbangi dengan kesaksian hidup kita yang baik.

Kita nggak tahu kapan waktunya Tuhan memanggil hidup manusia, maka kita juga harus giat-giatnya mengabarkan Injil setiap saat terhadap sekeliling kita. Kapan terakhir kali kita menyinggung keselamatan kekal kepada sekitar kita; kepada temana-teman, rekan kerja, keluarga kita. Sebagai manusia normal kayaklah kita engga ingin kalau teman keluarga dekat kita yang setiap hari mungkin kita temui, tiba-tiba meninggal dan mereka belum menerima Kristus sebagai Juruselamat mereka. Lalu kita baru sadar bahwa mereka belum selamat. Terlambat sudah.

 

Leave a comment